Rabu, 09 Oktober 2013

persaingan interspesifik


I.PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada dua atau lebih individu organisme hewan maupun tumbuhan . Persaingan yang dilakukan oleh hewan sangat berlainan bila dibandingkan dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan dilakukan oleh tumbuhan tidak dilakuan secara fisik, lain halnya seperti yang dilakukan oleh hewan atau manusia.
Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-individu dari satu jenis yang sama ( intraspesifik ) atau individu-individu dari jenis yang berbeda ( interspesifik ). Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu termasuk mempunyai kebutuhan yang sama factor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam lingkunganny, seperti : mskanan, tempat hidup, cahaya, O2, air, dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.(Budiastuti, 2009)
Para petani kadang kala tidak menyadari kerugian itu seolah-olah hanya disebabkan oleh hama dan penyakit saja, mereka tidak melihat sejauh mana kerugian yang disebabkan oleh persaingan. Memang akibat yang disebabkan oleh hama dan penyakit terlihat jelas seperti mati atau terganggunya organ-organ tanaman akibat yang disebabkan oleh persaingan.
Apabila dlihat lebih jauh lagi persaingan dapat ditimbulkan beberapa factor. Factor yang mempengaruhi tingkat persaingan dapat terjadi pada persaingan antara jenis dan pesaingan sesame jenis. Beberapa factor penting yang mempengaruhi persaingan factor-faktor tersebut antara lain(Ewisie, 1973) :
a.       Perubahan jenis
Suatu jenis tumbuhan akan mempunyai kemampuan sebagai bersaing yang berbeda antara jenis yang satu dengan jenis yang lai. Hal ini akan ditentukan sifst biologis dan jenis tumbuhan tersebut seperti: Sistem perakaran, bentuk pertmbuhan sifat-sifat fisisologi tumbuhan dan lain-lain.
b.      Kepadatan tumbuhan
Jarak tanaman yang terlalu rapat pada suatu lahan dan kurangnya hara yang tersedia akan menyebabkan tingginya tingkat persaingan..
c.       Penyebaran
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai beberapa macam penyebaran, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hidup dan keturunannya. Cara penyebaran yang menggunakan biji ( disseminule form ) dan ada pula yang digunakan radikoid menjadi 4 bentuk.
d.      Waktu
            Waktu yang dimaksud disini adalah beberapa lama individu suatu jenis tumbuhan tumbuh bersama, baik tumbuhan yang sejenis atau tumbuhan yang lain.

B.     Tujuan
1. Mempelajari pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman(jagung dan kacang)
2.Membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospecies denga heterospecies.
II. TINJAUAN PUSTAKA
            Semua jenis tanaman yang hidup mempunyai kebutuhan yang hampir sama, mereka memerlukan sinar matahri, air, udara, unsure hara untuk pertumbuhannya dan juga memerlukan ruangan sebagai tempat hidupnya. Dengan adanya kesamaan keperluan tersebut, maka dalam keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air, cahaya dan ruangan.
            Di alam persaingan dapat terjadi antara individu-individu dalam satu jenis (intraspesifik) ataupun dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan tersebut terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor yang tersedia dalam jumlah yang terbatas di dalam lingkungan seperti tempat hidup, cahaya, air dan sebagainya. Persaingan yang dialkukan oleh hewan sangat berbeda dengan persaingan pada tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak dilakukan secara fisik tetapi akibat dari persaingan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas keduanya.(Naughton, 1998)
            Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Naughton. 1998).
            Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Odum, 1993).
            Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).
            Kompetisi menujukkan suatu tipe interaksi di mana dua individu atau lebih bersaing untuk mendapatkan makanan yang jumlahnya terbatas, tempat hidup, dan lain-lain. Kompetisi inter spesifik bukanlah suatu kompetisi yang sederhana karena melibatkan berbagai tipe organisme sehingga memungkinkan terjadi hasil yang berbeda-beda. Jika dua spesies atau lebih terlibat dalam kompetisi secara langsung untuk memperebutkan hal yang sama, salah satu dari semuanya, lebih efisien dalam memanfaatkan sesuatu yang diperebutkan tadi maka individu itu akan bertahan hidup, sedang yang tidak dapat memanfaatkan secara efisien yang diperebutkan tadi akan punah (Clapham, 1973).
            Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesifik dan interspesifik. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi intra spesifik adalah hubungan antara organisme yang berasal dari spesies yang berbeda.
            Kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin dewasa tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat akan mencapai klimaks kemudian akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka terhadap kompetisi , hal itu disebut periode kritis (Soejono, 2009).
            Pemahaman tentang periode kritis penting dalam membentuk strategi usaha untuk meminimalkan gangguan gulma selama tanaman tumbuh. Kemiringan lahan, iklim, genetik tanaman, dan budidaya seperti pengolahan lahan, kesuburan tanah, persemaian, dan jarak tanam merupakan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi periode kritis penanganan gulma yang dipicu oleh jenis gulma, kepadatan gulma, periode gulma merugikan tanaman dan pertumbuhan gulma (Evans et al., 2004).
            Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu: kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Michael. 1994).
            Pada sistem pertanian monokultur, jarak tanam yang terlalu dekat akan mengakibatkan kompetisi akan air dan hara. Bila jarak tanamnya diperlebar, maka besarnya tingkat kompetisi akan berkurang. Dalam prakteknya di lapangan, petani mengelola tanamannya dengan melakukan pengaturan pola tanam, pengaturan jarak tanam, pemangkasan cabang serta ranting, dan lain sebagainya (Hariah et al., 2006).
            Seleksi tanaman di lingkungan optimal memang memiliki banyak keuntungan, yaitu ditandai oleh heretabilitas tinggi dan kemajuan seleksi yang lebih besar karena ekspresi potensi genetik tanaman dapat mencapai maksimal dan terjadi akumulasi gen. Dengan terbatasnya lahan subur, maka budidaya tanaman mengarah pada lingkungan suboptimal.
            Interaksi interspesifik adalah interaksi antara kedua jenis tumbuhan yang berbeda sedangkan inteaksi intraspesifik adalah inteaksi antar jenis yang sama di dalam satu tempat (Soejono, 2009).
            Secara garis besar, interaksi interspesifik dan intraspesifik dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu (1) netralisme yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan dan saling merugikan satu sama lain, (2) mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan, (3) parasitisme yaitu hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja, sedangkan yang lainnya dirugikan, (4) predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenis makhluk hidup terhadap makhluk hidup lain, (5) kooperasi yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling membantu antara keduanya, (6) komensalisme yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang lain dirugikan, (7) antagonis yaitu hubungan dua makhluk hidup yang saling bermusuhan (Elfidasari, 2007).
            Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu: kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Budiastuti, 2009).
            Pada sistem pertanian monokultur, jarak tanam yang terlalu dekat akan mengakibatkan kompetisi akan air dan hara. Bila jarak tanamnya diperlebar, maka besarnya tingkat kompetisi akan berkurang. Dalam prakteknya di lapangan, petani mengelola tanamannya dengan melakukan pengaturan pola tanam, pengaturan jarak tanam, pemangkasan cabang serta ranting, dan lain sebagainya (Ewisie, 1973).
            Seleksi tanaman di lingkungan optimal memang memiliki banyak keuntungan, yaitu ditandai oleh heretabilitas tinggi dan kemajuan seleksi yang lebih besar karena ekspresi potensi genetik tanaman dapat mencapai maksimal dan terjadi akumulasi gen. Dengan terbatasnya lahan subur, maka budidaya tanaman mengarah pada lingkungan suboptimal.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Selasaa April 2013, dengan jangka waktu 4 minggu. Di laksanakan di lahan Percobaan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Interspesific antara lain sebagai berikut ini:1.Pot/ember berisi tanah 2.Cawan 3.Kertas Milimeter 4. Embrat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum interspesipic antara lain yaitu :     1. Biji jagung. 2. Biji kacang hijau                                                           


C. Cara Kerja
            Adapun cara kerja dalam praktikum persaingan interspesific ini yaitu:
1. Beberapa pot plastic yang berisi tanaman disediakan secukupnya
2. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih, kemudian direndam dalam air selama satu jam.
3. Biji – biji tersebut ditanam kedalam pot plastic yang berbeda dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut:
Pot nomor 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.
     Pot nomor 2 ditanami dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.
     Pot nomor 3 ditanami dengan biji jagung atau biji kacang hijau.
     Pot nomor 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.
     Pot nomor 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau.
     Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.
4. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
5. Penyiraman dilakukan setiap hari.
6. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan kertas millimeter sampai tanaman berumur 4 minggu
7. Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamnya, dibandingkan pada setiap jenis tersebut.
8. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing – masing pot. Besaran pada sumbu X dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dengan LPT (Laju pertumbuhan tanamn).
9. Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan, dilakukan uji statistic.                                           










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Tabel hasil dari praktikum persaingan antara tanaman jenis ( Intraspesifik ) :
A.    Pengulangan 1
Pengamatan ( minggu )
Perlakuan (tinggi tanaman  cm)
Kontrol
1
2
3
4
1

2

3

4


7,2

18

45

50
6,8

17

40

47
6,5

15

35

45
6

14

33

41
5,9

15

31

37

B.     Pengulangan 2
Pengamatan ( minggu )
Perlakuan
Kontrol
1
2
3
4
1

2

3

4

8

15,6

44

51
7

15

41

47
6,2

14

34

45,2
6,9

13

32

43
6

13

34

37

C.Pengulangan 3
Pengamatan ( minggu )
Perlakuan
Kontrol
1
2
3
4
1

2

3

4
7

16

35

45
7

13

32

43
6,2

14,3

31

42,5
6,1

13,1

31

40
5,9

15,2

30

38,6
B. Pembahasan
Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan  yang berbeda pada setiap polybag.  Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam 1 kali dalam satu minggu.
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)ss
            Dari grafik diatas dapat diamati perbedaan tinggi rata-rata untuk tanaman kacang hijau. Umumnya rata-rata tinggi tanaman bertambah dan sejalan dengan bertambahnya usia tanaman. Pertambahan tinggi tanaman ini dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia di polybag. Dari grafik terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan tanaman kacang dari berbagai formasi tanaman terlihat seimbang      
            Dari grafik rata-rata pertumbuhan tanaman jagung diatas dapat terlihat bahwa pada seiring bertambahnya usia tanaman maka tanaman mengalami pertambahan pertumbuhan. Umumnya semakin banyak tanaman dalam satu polybag maka tinggi tanaman akan semakin rendah karena terjadi persaingan memperebutkan sumberdaya yang terbatas di dalam polybag.
            Namun pada percobaan kali ini pada pola persaingan dengan satu tanaman dalam satu polybag tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini mungkin disebabkan pada kurang baiknya bibit atau biji jagung yang ditanam sehingga biji tersebut tidak mengalami pertunmbuhan. Sebaliknya pada pola kompetisi dengan delapan tanaman dalam satu polybag (J8) mengalami prtumbuhan paling pesat. Hal ini mungkin saja terjadi apabila suplai unsur hara di tempat tersebut mencukupi untuk pertumbuhan tanaman di tempat tersebutselama masa pengamatan. Artinya tingkat persaingan di tempat tersebut tidak terlalu besar. Namun bukan tidak mungkin pada hari-hari berikutnya terjadi persaingan yang lebih besar.
            Pada pengamatan untuk pola persaingan dengan satu, dua tiga dan empat tanaman kacang dan jagung dalam satu polybag dapat terlihat persaingan yang begitu kompleks. Tinggi rata-rata tanaman kacang umumnya lebih tinggi dari tinggi rata-rata tanaman jagung. Adapun rata-rata tanaman kacang yang tinggi rata-ratanya nilainya kecil, diakibatkan terdapat tanaman yang mati pada tempat tersebut. Nilai pertumbuhan tanaman umumnya meningkat, namun pada pola JK4 tanaman kacang mengalami penurunan rata-rata tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan terdapat taanaman yang mati di hari pengamatan ke 21. Artinya terjadi persaingan dalam memperebutakn unsur hara.
            Hasil pengukuran massa tanaman kacang tanahdapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa massa tanaman setelah dipanen tertinggi diperoleh dari relung yang di tempati hanya satu tanaman (K1) dan massa tanaman terendah pada pola kompetisi empat tanaman (K4). Hal ini dikarenakan pada tanaman K1 tanaman ini tumbuh subur dan tinggi sehingga massa tanaman ini juga lebih besar. Berbeda dengan tanaman di K4, massa tanaman ini setelah dipanen paling rendah karena tanaman ini mati sebelum di panen sehingga tanaman ini kehilangan massanya(tanaman menjadi kering). Untuk tanamadi K3 dan di K2 massa tanaman normal yaitu massa tanaman K3 lebih besar dari tanaman K2. Hal ini karena ketiga tanaman K3 tumbuh dengan tanaman baik begitu pula dengan tanaman K2.
            Untuk data perhitungan massa rata-rata untuk tanaman jagung disajikan dalam tabel di atas. Dari tabel di atas terlihat bahwa massa terbesar terdapat pada tempat dengan delapan tanaman jagung (J8) dan yang paling kecil pada tanaman dengan satu jagung. Pada tanaman dengan satu jagung bahkan tidak terjadi pertumbuhan sejak awal (J1). Pada tanaman J8 jumlah tanaman paling banyak tumbuh sehingga massanya juga paling besar.
                        Secara umum, pertumbuhan tanaman kacang hijau baik pada pola interaksi kompetisi intraspesifik maupun pola kompetisi interspesifik pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum persaingan interspesifik yaitu:
1.  Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung
2.  Semakin besar massa tanaman maka tingkat persaingan semaki kecil
3.  Persaingan intraspesifik dan persaingan interspesifik memberi pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman jagung maupun tanaman kacang hijau.
4. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.

B. Saran
Setelah melakukan praktikum persaingan interspesifik ini semoga praktikan bisa mendapatkan dan memperdalam pengetahuan dan bisa lebih tahu lagi tentang persaingan intraspesifik dan persaingan interspesifik dan dalam pelaksanaan praktikum diharapakan kepada praktikan agar melaksanakan praktikum dengan baik dan benar serta tanaman yang ditanam agar diberikan perhatian berupa pemberian air dan menjaga lingkungan dan hama dan gulma.

DAFTAR PUSTAKA

Budiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant Spacing on Mungbean.
                        UI Press : Jakarta.

Clapham, W.B.. 1973. Natural Ecosystem. Mc.Millan Publishing, Inc, New York.

Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . ITB : Bandung.

Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.

Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.

Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.

Soejono, A.T. 2009. Ilmu Gulma. . Diakses pada tanggal 26 Maret 2011.