I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbanyakan
tanaman tidak saja dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah tanaman tersebut, akan
tetapi juga untuk mempertahankan sifat-sifat baik dari tanaman yang
dikehendaki.
Perbanyakan
tanaman dpat dibedakan atas perbanyakan seksual dan aseksual. Perbanyakan
secara sekual adalah perbanyakan tanaman secara generatif (biji) sedangkan
perbanyakan tanaman secara aekual yaitu perbanyakan tanaman melalui regenerasi
jaringan atau bagian tanaman. Perbanyakan aseksual pa umumnya dapat
dilakukan secara alamiah, namun dalam
banyak hal dilakukan secara artificial dengan berbagai campur tangan manusia
tergantung pada jenis tanaman dan tujuan perbanyakan.
Beberapa keuntungan perbanyakan
secara vegetatif adalah :
1.
heterozygote tanaman
terpelihara tanpa mengalami perubahan, pelaksanaannya mudah, dan lebih cepat
dibandingkan perbanyakan melalui biji karena tidak mengalami masa dormasi dan
masa juvenile.
2.
Perbanyakan secara vegetatif
juga mmungkinkan memperbanyak klon pada tanaman yang tidak menghasilkan biji,
seperti pisang.
Beberapa metode
perbanyakan secara vegetatif :
1. Penggunaan
biji apomiksis (seperti pada jeruk)
2. Penyetekan ( Setek batang, daun, dan akar)
3. Penyambungan dan Okulasi
4. Kultur Jaringan
Perkembangbiakan secara aseksual merupakan dasar dari pembiakan
vegetatif, memungkinkan tanaman–tanaman memulihkan dirinya dengan regeneasi
jaringan–jaringan dan bagian–bagian yang hilang. Pada banyak tanaman pembiakan vegetatif
merupakan benar–benar proses alami , pada tanaman lain sedikit banyak secara
buatan. Faktor yang mempengaruhi
perbanyakan vegetatif diantaranya kelembapan, suhu, media tanam yaitu tanah, sinar matahari dan ersedianya
air dan ZPT (Marah, 1990).
Keuntungan – keuntungan pembiakan vegetatif
sangatlah banyak, bahan heterogsigus dapat dilestarikan tanpa pengubahan. Tambahan pula, pembiakan vegetatif lebih
mudah dan cepat dari pada pembiakan benih, karena masalah dormansi benih dapat
dihilangkan sama sekali dan status juvenile diperpendek. Pembiakan vegetatif juga mungkin untuk
melestarikan klon – klon yang tak berbiji, missal Washington Navel Orange,
pisang Ambon dan lain – lain (Setiati, 1998).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan
salah satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistematika
Mawar
(Rosa damascera mill)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa
damascera mill
Melati (Jasminium sambac)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminium
Spesies : Jasminium sambac
Bougenvil ( Bougainvillea spectabilis
)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Centrospermae
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis
B. Perbanyakan
Vegetatif
Metode-metode yang digunakan dalam perbanyakan vegetatif adalah
dengan cara cangkok, stek, okulasi, sambung pucuk, enten, kultur jaringan, umbi
citrus dan lain-lain. Bahan-bahan heterosigus dapat dilestarikan tanpa
pengubahan. Tambahan pula, pembiakan vegetatif mungkin lebih mudah dan lebih
cepat daripada pembiakan dengan benih, karena masalah dormansi dapat
dihilangkan sama sekali dan status juvinile diperpendek. Pembiakan vegetatatif
juga memungkinkan untuk pembiakan tanaman tidak berbiji.(Najiati,1991)
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu setek(mengusahakan perakaran dari bagian seperti cabang, daun, dan akar
yang mengandung mata dengan memotong dari induknya untuk ditanam), Okulasi
(cara penyambungan dengan sistem menempelkan mata ttunas dari tanaman yang satu
dengan tanaman yang lain dengan maksud agar kedua tanaman yang diokulasi
tersebut dapat menghasilkan tanaman yang lebih unggul), Sambung(suatu tindakan
memasukan, menempatkan, dan menyambungkan bagian dari suatu tanaman ke tanaman
lain, sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus
tumbuh membentuk tanaman baru), dan cangkok (mengusahakan perakaran dari suatu
cabang tanaman tanpa memotong cabang tersebut dari induknya.(Effendi,1985)
Macam-macam setek dan teknisnya antara
lain :
(1) Setek batang, merupakan setek yang paling
penting yaitu dengan memotong bagian batang yang memiliki pucuk terminal.
(2) Setek daun, merupakan cara yang dilakukan
untuk tanaman hias yang tidak berkayu seperti cocor bebek, begonia.
(3) Setek daun pucuk, yang terdiri dari helai daun,
petiole, dan potongan pendek dari batang.
(4)
Setek
akar, akar yang digunakan sebagai setek harus diambil pada saat tanaman tidak
sedang aktif membuat pucuk-pucuk baru.
Salah satu cara perbanyakan tanaman
dengan cara vegetatif yaitu dengan menggunakan cara setek. Setek merupakan
suatu cara mengusahakan perakaran dari bagian seperti cabang, daun dan akar
yang mengandung mata dengan memotongnya dari induknya untuk ditanam.
Biasanya setek dilakukan pada tanaman yang tidak terlalu tua agar hasil berupa perakaran dapat tumbuh
dengan baik. Setek dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan batang atau
cabang terutama pada daerah yang berbuku-buku (Setiati, 1989).
Kendala yang dihadapi dalam perbanyakan secara vegetatif dengan
menggunakan metode setek yaitu tanaman hasil setek yang diperoleh mempunyai
perakaran yang lemah atau tidak kuat. Sedangkan keunggulan dari metode ini akan
menghasilkan tanaman tanpa mengubah sifat induknya. Sedangkan macam-macam
setek diantaranya :
Setek akar
misalnya pada cemara, sukun dan lainnya
Setek daun misalnya pada cocor bebek, bogenia dan
lainnya
Setek
batang misalnya pada bougenvile, mawar dan lainnya
Pembiakan tanaman secara aseksual merupakan dasar dari pembiakan
vegetatif, yang menungkinkan tanaman-tanaman memulihkan dirinya dengan
regenerasi jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang hilang. Pada banyak
tanaman, perkembangbiakan vegetatif benar-benar merupakan proses alami. Pancaran
cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman terbatas hampir seluruhnya pada spektrum cahaya
nampak. Pertumbuhan optimum bila seluruh kisaran spektrum cahaya nampak (yaitu
cahaya putih, cahaya matahari) diberikan. Energi cahaya, yang diuraikan dengan
istilah partikel disebut photons
(quanta).
Berbanding terbalik
dengan panjang gelombang . Jadi, cahaya nampak dari gelombang yang berbeda,
yang dilihat
dengan beberapa warna. memeberikan kebutuhan energi yang berbeda. (Edmond,1951)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan
di Kebun Percobaan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Inderalaya, hari
Rabu tanggal
21 April 2013 pada pukul 10.00 s.d selesai.
B. Bahan dan
Alat
Adapun alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah : 1) plastik, 2) cutter, 3) plastik gula ukuran 1
kg,
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1) bunga Asoka2) Bunga allamanda, 3) Bunga sepatu 4).Bunga
kertas
C. Cara Kerja
Cara
kerja dari praktikum ini adalah :
1.
siapkan
setek tanaman sepanjang 25-30 cm, pangkal stek dipotong meruncing.
2.
tanam setek pada media tanam
yang disediakan.
3.
lakukan
penyiraman untuk menjaga kelembaban.
4.
setelah
satu minggu, ukurlah pertumbuhan tunas dan panjang tunas pada setek selama 4
minggu.
5.
pada
minggu terakhir semua tanaman dibongkar dengan memcah secara perlahan-lahan
bagian polybag, hingga akar tidak rusak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Hidup
|
Mati
|
Deskripsi Tanaman
|
Rabu Mei 2013
|
1
|
4
|
1
|
Tanaman yang
diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas
|
Rabu Mei 2013
|
|
3
|
2
|
Tanaman yang
diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas
|
Rabu Mei 2013
|
|
3
|
2
|
Tanaman yang
diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas
|
B. Pembahasan
Perbanyakan
aseksual merupakan suatu usaha untuk memperoleh hasil tanaman yang lebih banyak
dengan menanam bagian tanaman secara
vegetatif (stek), menyambung, mencangkok dan okulasi.
Beberapa alasan penggunaan
perbanyakan secara vegetatif :
1.
Mempertahankan
sifat – sifat yang sama dengan induknya
2.
Digunakan
untuk tanaman yang tidak memproduksi biji yang dapat tumbuh
3.
Pada
spesies, perbanyakan aseksual lebih mudah, lebih cepat dan lebih ekonomis
4.
Untuk
menghindari sifat morfologi yang tidak diinginkan yang dapat terbentuk dari
biji. Misal tanaman berduri tertentu tidak berduri bila sudah dewasa. Bila
tanaman dewasa ini diperbanyak secara aseksual, maka terbentuk tanaman yang
tidak berduri.
Mawar berasal dari belahan bumi utara, dalam perkembangannya tanaman
mawar menyebar luas di daerah beriklim dingin dan panas serta kini menyebar
luas ke seluruh penjuru dunia. Mawar
terdapat didaerah dengan ketinggian 560-800 meter dengan persyaratan iklim
adalah suhu udara relatif sejuk antara 18-26oC, kelembapan 70%-80%
dan mendapatkan sinar matahari minimal 6 jam/hari serta curah hujan pada isaran
1500-3000 mm/tahun.
Tanaman
melati berasal dari daerah tropis yaitu asia sedangkan untuk pusat penyebaran
di Indonesia tanaman melati terkonsentrasi di kawasan jawa terutama jawa tengah
yang mana umumnya dalam bentuk kultur perkarangan. Tanaman melati termasuk
kedalam suku melati-melatian yang mana tanaman melati ini memilki banyak jenis
dan ini diperkirakan lebih kurang 200 jenis. Tanaman melati dapat tumbuh lebih
dari satu tahun, bersifat perdu dan merambat.
Habitat tanaman bogenvil ini bersifat rimbun dan berbunga terus-menerus
sepanjang tahun dan akibatnya tanaman imi memiliki potensi ekonomi dan social
serta fungsi pendidikan yang disebabkan warnanya yang bervariasi. Bogenvil
termasuk suku kampah-kampahan, tanaman ini hidupnya menahun, berbentuk perdu
dan bersifat merambat amaupun tegak.
Dalam
praktikum ini perbanyakan dilakukan dengan setek, yaitu suatu perlakuan
pemisahan pemotongan beberapa bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan
tunas dengan tujuan agar bagian-bagian tersebut dapat membentuk akar. Dalam
praktikum bagian tanaman yang digunakan
adalah bagian batang dari tanaman Mawar, Melati dan Bougenvile. Cabang yang digunakan untuk perbanyakan ini
harus dipilih yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Setelah
diamati selama 2 minggu , pertumbuhan tunas ternyata tidak terjadi, dan
pemanjangan batang juga tidak terjadi. Yang membuat gagalnya praktikum ini
adalah dikarenakan dalam memilih batang yang akan disetek tidak memperhatikan
syarat-syaratnya. Kelompok kami
menggunakan tanaman yang kan distek yang umumnya masih muda.
V.PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari praktikum adalah :
1. Perbanyakan tanaman dpat dibedakan atas
perbanyakan seksual dan aseksual. Perbanyakan secara sekual adalah perbanyakan
tanaman secara generatif (biji) sedangkan perbanyakan tanaman secara aekual
yaitu perbanyakan tanaman melalui regenerasi jaringan atau bagian tanaman.
2. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu setek, Okulasi, Sambung, dan cangkok
3.
Faktor –
factor yang mempengaruhi regenerasi tanaman dari setek : Seleksi bahan setek,
Waktu pengambilan, Perlakuan pada setek, Pengaruh lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan setek termasuk air, suhu, cahaya dan media
B. Saran
Saran
dalam palaksanaan praktikum ini adalah agar dalam memilih batang tanaman yang
akan disetek, harus dipilih yang tidak terlalu muda dan terlalu tua agar
perakaran yang tumbuh baik.
DAFTAR PUSTAKA
Edmond,JB., TL.Senn., Andrews. 1951. Fundamental
of Horticulture. Hill Book Company. Ew York. 500p.
Effendi, S.
1985. Stek dan cara
perawatannya. Yasaguna. Jakarta
Soeprapto.
1993. Bertanam secara
vegetatif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sys, C., E. Van ranst, J. Debaveye dan F.
Beernaert. 1993. Land Evaluation Part III, Crop
Requirements. Agricultural Publication.
General Administration for Development Cooperation. Brussels. Belgiun.
Najiati, S. 1995. Budidaya dan Analisa Usaha
Tani. Swadaya Jakarta
Marah, Marajdo. 1997. Bougenvil. Karya Nusantara. Jakarta.
Setiati. 1989. Pengantar Dasar Agronomi. Gramedia. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar