Selasa, 08 Oktober 2013

perbanyakan vegetatif


I.PENDAHULUAN




A.     Latar Belakang
            Perbanyakan tanaman tidak saja dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah tanaman tersebut, akan tetapi juga untuk mempertahankan sifat-sifat baik dari tanaman yang dikehendaki.
Perbanyakan tanaman dpat dibedakan atas perbanyakan seksual dan aseksual. Perbanyakan secara sekual adalah perbanyakan tanaman secara generatif (biji) sedangkan perbanyakan tanaman secara aekual yaitu perbanyakan tanaman melalui regenerasi jaringan atau bagian tanaman. Perbanyakan aseksual pa umumnya dapat dilakukan  secara alamiah, namun dalam banyak hal dilakukan secara artificial dengan berbagai campur tangan manusia tergantung pada jenis tanaman dan tujuan perbanyakan.

            Beberapa keuntungan perbanyakan secara vegetatif adalah :
1.             heterozygote tanaman terpelihara tanpa mengalami perubahan, pelaksanaannya mudah, dan lebih cepat dibandingkan perbanyakan melalui biji karena tidak mengalami masa dormasi dan masa juvenile.
2.             Perbanyakan secara vegetatif juga mmungkinkan memperbanyak klon pada tanaman yang tidak menghasilkan biji, seperti pisang.
Beberapa metode perbanyakan secara vegetatif :
1. Penggunaan biji apomiksis (seperti pada jeruk)
2. Penyetekan ( Setek batang, daun, dan akar)
3. Penyambungan dan Okulasi
4. Kultur Jaringan
   Perkembangbiakan secara aseksual merupakan dasar dari pembiakan vegetatif, memungkinkan tanaman–tanaman memulihkan dirinya dengan regeneasi jaringan–jaringan dan bagian–bagian yang hilang.  Pada banyak tanaman pembiakan vegetatif merupakan benar–benar proses alami , pada tanaman lain sedikit banyak secara buatan.  Faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif diantaranya kelembapan, suhu, media tanam  yaitu tanah, sinar matahari dan ersedianya air dan ZPT (Marah, 1990).
Keuntungan – keuntungan pembiakan vegetatif sangatlah banyak, bahan heterogsigus dapat dilestarikan tanpa pengubahan.  Tambahan pula, pembiakan vegetatif lebih mudah dan cepat dari pada pembiakan benih, karena masalah dormansi benih dapat dihilangkan sama sekali dan status juvenile diperpendek.  Pembiakan vegetatif juga mungkin untuk melestarikan klon – klon yang tak berbiji, missal Washington Navel Orange, pisang Ambon dan lain – lain (Setiati, 1998).

B.   Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif

 



 



II.TINJAUAN PUSTAKA

A.     Sistematika

Mawar  (Rosa damascera mill)
            Divisi               : Spermatophyta
            Kelas               : Angiospermae
            Sub Kelas        : Dicotyledoneae
            Ordo                : Malvales
            Famili              : Malvaceae
            Genus              : Rosa
            Spesies            : Rosa damascera mill
Melati (Jasminium sambac)
            Divisi               : Spermatophyta
            Kelas               : Angiospermae
            Sub Kelas        : Dicotyledoneae
            Ordo                : Oleales
            Famili              : Oleaceae
            Genus              : Jasminium
            Spesies            : Jasminium sambac
Bougenvil ( Bougainvillea spectabilis )
            Divisi               : Spermatophyta
            Kelas               : Angiospermae
            Sub Kelas        : Dicotyledoneae
            Ordo                : Centrospermae
            Famili              : Nyctaginaceae
            Genus              : Bougainvillea
            Spesies            : Bougainvillea spectabilis

B.        Perbanyakan Vegetatif
            Metode-metode yang digunakan dalam perbanyakan vegetatif adalah dengan cara cangkok, stek, okulasi, sambung pucuk, enten, kultur jaringan, umbi citrus dan lain-lain. Bahan-bahan heterosigus dapat dilestarikan tanpa pengubahan. Tambahan pula, pembiakan vegetatif mungkin lebih mudah dan lebih cepat daripada pembiakan dengan benih, karena masalah dormansi dapat dihilangkan sama sekali dan status juvinile diperpendek. Pembiakan vegetatatif juga memungkinkan untuk pembiakan tanaman tidak berbiji.(Najiati,1991)
            Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu setek(mengusahakan perakaran dari bagian seperti cabang, daun, dan akar yang mengandung mata dengan memotong dari induknya untuk ditanam), Okulasi (cara penyambungan dengan sistem menempelkan mata ttunas dari tanaman yang satu dengan tanaman yang lain dengan maksud agar kedua tanaman yang diokulasi tersebut dapat menghasilkan tanaman yang lebih unggul), Sambung(suatu tindakan memasukan, menempatkan, dan menyambungkan bagian dari suatu tanaman ke tanaman lain, sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman baru), dan cangkok (mengusahakan perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa memotong cabang tersebut dari induknya.(Effendi,1985)
            Macam-macam setek dan teknisnya antara lain :
(1)   Setek batang, merupakan setek yang paling penting yaitu dengan memotong bagian batang yang memiliki pucuk terminal.
(2)   Setek daun, merupakan cara yang dilakukan untuk tanaman hias yang tidak berkayu seperti cocor bebek, begonia.
(3)    Setek daun pucuk, yang terdiri dari helai daun, petiole, dan potongan pendek dari batang.
(4)                    Setek akar, akar yang digunakan sebagai setek harus diambil pada saat tanaman tidak sedang aktif membuat pucuk-pucuk baru.

            Salah satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif yaitu dengan menggunakan cara setek. Setek merupakan suatu cara mengusahakan perakaran dari bagian seperti cabang, daun dan akar yang mengandung mata dengan memotongnya dari induknya untuk ditanam.
Biasanya setek dilakukan pada tanaman yang tidak terlalu tua  agar hasil berupa perakaran dapat tumbuh dengan baik. Setek dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan batang atau cabang terutama pada daerah yang berbuku-buku (Setiati, 1989).
             Kendala yang dihadapi dalam perbanyakan secara vegetatif dengan menggunakan metode setek yaitu tanaman hasil setek yang diperoleh mempunyai perakaran yang lemah atau tidak kuat. Sedangkan keunggulan dari metode ini akan menghasilkan tanaman tanpa mengubah sifat induknya.  Sedangkan macam-macam setek diantaranya :
Setek akar misalnya pada cemara, sukun dan lainnya
Setek daun misalnya pada cocor bebek, bogenia dan lainnya
Setek batang misalnya pada bougenvile, mawar dan lainnya
            Pembiakan tanaman secara aseksual merupakan dasar dari pembiakan vegetatif, yang menungkinkan tanaman-tanaman memulihkan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang hilang. Pada banyak tanaman, perkembangbiakan vegetatif benar-benar merupakan proses alami. Pancaran cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman terbatas hampir seluruhnya pada spektrum cahaya nampak. Pertumbuhan optimum bila seluruh kisaran spektrum cahaya nampak (yaitu cahaya putih, cahaya matahari) diberikan. Energi cahaya, yang diuraikan dengan istilah partikel disebut photons (quanta).
            Berbanding terbalik dengan panjang gelombang . Jadi, cahaya nampak dari gelombang yang berbeda, yang dilihat dengan beberapa warna. memeberikan kebutuhan energi yang berbeda. (Edmond,1951)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.  Tempat dan Waktu
            Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Kebun Percobaan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Inderalaya, hari Rabu tanggal 21 April  2013 pada pukul 10.00 s.d selesai.

B.  Bahan dan Alat

            Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) plastik, 2) cutter, 3) plastik gula ukuran 1 kg,
            Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) bunga Asoka2) Bunga allamanda, 3) Bunga sepatu 4).Bunga kertas

C.  Cara Kerja

            Cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.                  siapkan setek tanaman sepanjang 25-30 cm, pangkal stek dipotong meruncing.
2.                  tanam setek pada media tanam yang disediakan.
3.                  lakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban.
4.                  setelah satu minggu, ukurlah pertumbuhan tunas dan panjang tunas pada setek selama 4 minggu.
5.                  pada minggu terakhir semua tanaman dibongkar dengan memcah secara perlahan-lahan bagian polybag, hingga akar tidak rusak.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil

Tanggal
Pengamatan ke-
Hidup
Mati
Deskripsi Tanaman
Rabu Mei 2013
1
4
1
Tanaman yang diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas
Rabu Mei 2013

3
2
Tanaman yang diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas
Rabu Mei 2013

3
2
Tanaman yang diberi zpt air kelapa 100% lebih cepat tunas


B. Pembahasan
            Perbanyakan aseksual merupakan suatu usaha untuk memperoleh hasil tanaman yang lebih banyak dengan menanam bagian tanaman secara vegetatif (stek), menyambung, mencangkok dan okulasi.
Beberapa alasan penggunaan perbanyakan secara vegetatif :
1.                  Mempertahankan sifat – sifat yang sama dengan induknya
2.                  Digunakan untuk tanaman yang tidak memproduksi biji yang dapat tumbuh
3.                  Pada spesies, perbanyakan aseksual lebih mudah, lebih cepat dan lebih ekonomis
4.                  Untuk menghindari sifat morfologi yang tidak diinginkan yang dapat terbentuk dari biji. Misal tanaman berduri tertentu tidak berduri bila sudah dewasa. Bila tanaman dewasa ini diperbanyak secara aseksual, maka terbentuk tanaman yang tidak berduri.
             Mawar berasal dari belahan bumi utara, dalam perkembangannya tanaman mawar menyebar luas di daerah beriklim dingin dan panas serta kini menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.  Mawar terdapat didaerah dengan ketinggian 560-800 meter dengan persyaratan iklim adalah suhu udara relatif sejuk antara 18-26oC, kelembapan 70%-80% dan mendapatkan sinar matahari minimal 6 jam/hari serta curah hujan pada isaran 1500-3000 mm/tahun.
Tanaman melati berasal dari daerah tropis yaitu asia sedangkan untuk pusat penyebaran di Indonesia tanaman melati terkonsentrasi di kawasan jawa terutama jawa tengah yang mana umumnya dalam bentuk kultur perkarangan. Tanaman melati termasuk kedalam suku melati-melatian yang mana tanaman melati ini memilki banyak jenis dan ini diperkirakan lebih kurang 200 jenis. Tanaman melati dapat tumbuh lebih dari satu tahun, bersifat perdu dan merambat.
             Habitat tanaman bogenvil ini bersifat rimbun dan berbunga terus-menerus sepanjang tahun dan akibatnya tanaman imi memiliki potensi ekonomi dan social serta fungsi pendidikan yang disebabkan warnanya yang bervariasi. Bogenvil termasuk suku kampah-kampahan, tanaman ini hidupnya menahun, berbentuk perdu dan bersifat merambat amaupun tegak.
Dalam praktikum ini perbanyakan dilakukan dengan setek, yaitu suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan agar bagian-bagian tersebut dapat membentuk akar. Dalam praktikum  bagian tanaman yang digunakan adalah bagian batang dari tanaman Mawar, Melati dan Bougenvile.  Cabang yang digunakan untuk perbanyakan ini harus dipilih yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Setelah diamati selama 2 minggu , pertumbuhan tunas ternyata tidak terjadi, dan pemanjangan batang juga tidak terjadi. Yang membuat gagalnya praktikum ini adalah dikarenakan dalam memilih batang yang akan disetek tidak memperhatikan syarat-syaratnya.  Kelompok kami menggunakan tanaman yang kan distek yang umumnya masih muda.

V.PENUTUP
A.Kesimpulan
                    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah :
1.      Perbanyakan tanaman dpat dibedakan atas perbanyakan seksual dan aseksual. Perbanyakan secara sekual adalah perbanyakan tanaman secara generatif (biji) sedangkan perbanyakan tanaman secara aekual yaitu perbanyakan tanaman melalui regenerasi jaringan atau bagian tanaman.
2.      Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu setek, Okulasi, Sambung, dan cangkok
3.                  Faktor – factor yang mempengaruhi regenerasi tanaman dari setek : Seleksi bahan setek, Waktu pengambilan, Perlakuan pada setek, Pengaruh lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan setek termasuk air, suhu, cahaya dan media


B.     Saran
                
         Saran dalam palaksanaan praktikum ini adalah agar dalam memilih batang tanaman yang akan disetek, harus dipilih yang tidak terlalu muda dan terlalu tua agar perakaran yang tumbuh baik.










DAFTAR PUSTAKA



Edmond,JB., TL.Senn., Andrews.  1951. Fundamental of Horticulture. Hill Book Company. Ew York. 500p.

Effendi, S.  1985.  Stek dan cara perawatannya.  Yasaguna.  Jakarta
Soeprapto.  1993.  Bertanam secara vegetatif.  Penebar Swadaya.  Jakarta.

Sys, C., E. Van ranst, J. Debaveye dan F. Beernaert.  1993.  Land Evaluation Part III, Crop Requirements.  Agricultural Publication.  General Administration for Development Cooperation.  Brussels.  Belgiun.

Najiati, S.  1995.  Budidaya dan Analisa Usaha Tani.  Swadaya  Jakarta

Marah, Marajdo.  1997.  Bougenvil. Karya Nusantara. Jakarta.

Setiati.  1989.  Pengantar Dasar Agronomi.  Gramedia. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar