I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agronomi dapat diistilahkan sebagai
produksi tanaman, dan diartikan suatu usaha pengelolaan tanaman dan
lingkungannya untuk memperoleh hasil sesuai tujuan. Ada dua tujuan, yaitu memaksimalkan output atau meminimalkan input agar
kelestarian lahan tetap terjaga.
Dibandingkan dengan jagung biasa, jagung manis memiliki keunggulan
dalam rasa manis dan umur panen. Kadar gula jagung manis berkisar antara 13 % sampai 14 %, sedangkan pada jagung biasa
hanya berkisar 2 % hingga 3%. Kandungan gula yang lebih tinggi ini dikarenakan
pada jagung manis proses perubahan gula menjadi pati dalam endospermnya
terhambat (Purwanto dan Wahyuni, 1988). Umur panen tanaman jagung manis lebih
pendek dibanding dengan jagung biasa. Umumnya tanaman jagung manis dapat
dipanen pada umur 60 sampai 70 hari (Sprague,1997).
Produksi jagung manis di Indonesia
masih Jagung (Zea
mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.(Suprapto,1985)
Kandungan nutrisi jagung manis sangat mudah
rusak, segera setelah dipetik, zat gulanya berangsur-angsur berubah menjadi zat
tepung. Cairan yang menyerupai susu dan manis didalam biji sedikit demi sedikit
akan meleleh dan menjadi seperti bubur. Perubahan itu akan mengakibatkan jagung
manis yang mula-mula terasa manis lambat laun akan menjadi hambar
(Sumoprastowo, 2000) Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah
liat lebih di ssukai karena mampu menaha lengas yang tinggi. Tanaman ini peka
terhadap tah masam dan tumbuhb baik pada kisaran pH antara 6,0 – 6,8 dan agak
toleran terhadap- kondisi basa. Hampir selalu di tanamn dengan kedalaman 3-5
cm. Jarak tanam rata-rata jagung manis umumnya 20-25 cm dalam barisan dan 70-
90 cm antar barisan (Sumoprastow0, 2000).
Daun
jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, antara pelepah daun dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter
yang khas, di miliki famili Poaceae. Setiap stroma di kelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi deposit air pada sel-sel daun (Sutherland, 1996).Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2m. karena akar jagung serabut sehingga jagung sangat
rentang tumbang karena akar jagung tidak kuat jika menahan angin yang kuat.
Jagung manis (Zea mays saccharata
Strut) juga merupakan salah satu tanaman pangan yang sedang digalakkan di
Indonesia. Jagung manis semakin banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang
lebih manis dari jagung biasa. Akhir-akhir ini permintaan pasar untuk jagung
manis terus bertambah, antara lain dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan
ekspor dari 2.154.800 kg pada tahun 1989 menjadi 3.094.417 kg pada tahun 1990
(Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992). Kebutuhan yang terus meningkat serta harga
tinggi merupakan faktor yang dapat merangsang untuk mengembangkan usaha jagung
manis.
Batang
jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti pada padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbbentuk rosset. Batang beruas-ruas, ruas terbubgkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak benyak
mengandung lignin (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
1.
Mahasiswa bisa melakukan prinsip budidaya tanaman
jagung manis.
2.
Mahasiswa dapat membandingkan produksi jagung manis
yang ditanam dengan jarak tanaman dan
kepadatan populasi yang berbeda.
3.
Mahasiswa dapat melakukan cara panen tanaman jagung
manis.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Agronomi merupakan suatu ilmu dalam
lingkup pertanian yang sangat berperan dalam keberhasilan mendapatkan hasil
dari suatu tanaman. Secara harfiah, kata agronomi berasal dari kata agros dan
nomos. Agros berarti lapangan, dan nomos yang memiliki arti pengelolaan. Jadi
secara harfiah, agronomi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempalajari
cara pengeloaan tanaman dan tanah di mana tanaman tumbuh untuk memperoleh hasil
yang maksimal. (Sumantri,1980)
Menurut Sumantri (1980), agronomi
adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik secara maksimal.
Sedangkan menurut (Sri Setyati Harjadi ,1986), agronomi adalah cara pengelolaan
tanaman pertanian dan lingkungan untuk memperoleh produksi yang maksimal.
Berdasarkan ketiga pengertian
tersebut, terdapat tiga pokok pikiran utama yang terkandung di dalam agronomi.
ketiganya adalah lingkungan tanaman, pengelolaan, dan juga produksi maksimal.
Lingkungan merupakan tempat di mana tanaman dibudidayakan. Tanpa adanya lingkungan
tempat tanaman tumbuh, maka hasil yang diharapkan dari suatu tanaman juga tidak
akan bisa diambil. Pengelolaan merupakan suatu usaha untuk membuat lingkungan
tempat tanaman tumbuh sesuai untuk tanaman yang ditumbuhkan. Pengelolaan dapat
berlangsung dengan terencana dengan memanfaatkan segala macam teknologi yang
semakin canggih. Adanya ligkungan dan pengelolaan yang baik pada lingkungan
tersebut akan membuat tanaman dapat memberikan hasil secara maksimal.(Hortikultura,2011)
Jadi pada intinya, tindakan agronomi
adalah suatu tindakan di mana telah dilakukan pengelolaan terhadap lingkungan
tempat tumbuh tanaman, dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman, dan
dimanfaatkannya segala macam teknologi untuk mencapai produksi tanaman secara
optimal, terlepas teknologi tersebut efektif dan efisien atau tidak.(Spraque,1977)
a. Jagung
Klasifikasi Tanaman : Jagung
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L.
Selain itu
tanaman jagung banyak sekali gunanya,sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain batang dan daun muda
untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau dan
kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk
lanjar(turus),dll. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Bunga jantan juga cenderung siap untu
penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betina. Pada setiap kali
dilakukan perkawinan sendiri akan terjadi penurunan sifat-sifat, dimana kekuatan
tanaman makin menurun. (Suprapto,1985)
Peristiwa ini diebut
inbreeding. murni yang bersal dari dua varietas atau populasi yang disilangkan,
maka bila kedua galur tersebut mempunyai daya gabung yang baik, keturunan
pertama dari hasil persilangan tersebut mempunyai daya hasil yang lebih tinggi dari
rata-rata kedua bahan asalnya.
b. Kacang Tanah
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas :
Rosidae
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogaea L.
Kenaikan
hasil jagung dapat disebabkan adanya
efek heterogenisis. Contoh varietas hibrida adalah single cross, double cross,
three-way cross,dll.
Tanaman kacang tanah merupakan
tanaman yang unik karena dapat memupuk dirinya sendiri sebab memiliki bintil
pada akarnya. Bintil akar berisikan bakteri rizobium yang berguna untuk
memfiksasi unsur nitrogen dari udara dan membuatnya menjadi tersedia bagi tanam
kacang tanah tersebut. Produksi tanaman kacang tanah per hektarnya dipengaruhi
faktor bibit, tanah, pemeliharaan tanaman kacang tanah dan juga karena faktor
hama dan penyakit tanaman serta faktor iklim.
Syarat
Tumbuh Tanaman
a. Jagung
1. Iklim
1.
Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman
adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis
yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU
hingga 0-40 derajat LS.
2.
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau.
3.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar
matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana
dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4.
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34
derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu
optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung
memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5.
Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan
lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan
biji dan pengeringan hasil panen jagung.
b. Kacang Tanah
1.
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun.
2.
Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah
100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
3.
Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
4.
Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
5.
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur /
bertekstur ringan dan subur.
6.
Keasaman tanah / pH antara 6,0-6,5
7.
Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek
dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
8.
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi
masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
Pada
praktikum ini praktikan tidak hanya menggunakan tanaman jagung saja, tetapi
juga menggunakan tanaman kacang tanah. Hal ini dilakukan untuk melihat
perbandingan tumbuh kacang tanah dan jagung pada lahan yang disediakan. Jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.(Suminarti,2000)
Kacang tanah berakar tunggang. Akar-akar
cabangnya terletak tegak lurus pada akar tunggang. Akar-akar cabang mempunyai
pula akar-akar yang bersifat sementara & berfungsi sebagai alat penyerap.
Akar-akar ini dapat mati & dapat juga menjadi akar yang permanen
(tetap).
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum
dasar – dasar agronomi tentang ‘Budidaya Tanaman Agronomi’, dilaksanakan di
lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.Dilaksanakan pada
hari Senin, 2 April 2013 pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.
B.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan
yang digunakan pada praktikum ‘Sarana Petanian’ adalah sebagai berikut :
1.
Cangkul
2.
Tali Rafiah
3.
Bibit jagung dan Kacang Tanah
4.
Pupuk NPK
5.
Air
C.
Cara Kerja
1.
Pelaksanaan Praktikum
Peserta praktikum diwakili oleh 7
kelompok dari masing-masing kelas, yaitu kelompok 1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9 dengan luas lahan 6x4 m yang
terdiri dari 4x4 m untuk jagung dan 2x4 untuk kacang tanah.
Persiapan lahan dilakukan dengan
membajak lahan secara manual, yaitu menggunakan cangkul. Pada saat pengolahan
lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak basah atau terlalu kering agar
strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras.
3.
Pelaksanaan
a.
Kelompok 1 : 60 x 25 cm
b.
Kelompok 2 : 60 x 30 cm
c.
Kelompok 3 : 70 x 25 cm
d.
Kelompok 4 : 70 x 30 cm
e.
Kelompok 5 : 80 x 25 cm
f.
Kelompok 6 : 80 x 30 cm
g.
Kelompok 7 : 70 x 30
4.
Penanaman
Lubang tanam
sedalam 5 cm dan benih dimasukkan kedalam lubang tanam.
5.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi
penyulaman, pemupukan, pengairan, penyiangan, pembubunan dan pengendalian hama
dan penyakit.
a.
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuhPemupukan
Pemupukan I :
pupuk dasar diberikan pada saat tanam, dengan dosis 100-150
kh/ha. Pupuk
yang digunakan adalah NPK (Ponska).
Pemupukan II :
pupuk susulan diberikan saat tanaman
berumur 4 minggu. dengan dosis 150 kg/ha.
b.
Pengairan
Setelah
benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali apabila tanah lembab,
tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Setelah tanaman berbunga, kita
memerlukan lebih banyak air.
c.
Penyiangan Gulma
Penyiangan
gulma dilakukan setelah tanaman berusia 15 hari setelah tanaman dan dilakukan
setiap 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat
dilakukan dengan menggunakan tangan atau bantuan alat.
d.
Pembumbunan
Kegiatan pembubunan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang tanaman agar tidak
mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas tanah karena adanya
aerasi.
e.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan sesuai dengan hama dan penyakit yang ada.
6. Panen
Pemanenan
dilakukan pada umur 60 hari setelah tanam. Jagung yang sudah dapat di panen
mempunyai kenampakan kelobot yang sudah bewarna kuning, biji sudah cukup keras
dan mengkilap, apabila biji di tusuk dengan kedua ibu jari maka biji tidak akan
berbekas dan mempunyai kadar air biji sekitar 25%.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
a.
Jagung
1.
Pengamatan Organ Pertumbuhan Vegetatif
a.
Tanaman Sampel I
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
11 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
4 helai
|
32,8 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
4 helai
|
52,4 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
8 helai
|
76 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
7 helai
|
58,4 cm
|
b. Tanaman Sampel II
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
12 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
6 helai
|
31,6 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
8 helai
|
58,7 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
8 helai
|
78 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
9 helai
|
82,4 cm
|
c. Tanaman Sampel III
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
13 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
7 helai
|
35 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
10 helai
|
62,5 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
10 helai
|
78,9 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
12 helai
|
85,5 cm
|
d. Tanaman Sampel IV
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
4 helai
|
15 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
10 helai
|
37,5 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
9 helai
|
64,5 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
12 helai
|
78 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
13 helai
|
84,1 cm
|
e. Tanaman Sampel V
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
12,8 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
6 helai
|
39,6 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
9 helai
|
68 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
12 helai
|
83 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
15 helai
|
90 cm
|
b. Tanaman kacang
a. Tanaman
Sampel I
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
9 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
9 helai
|
15 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
18 helai
|
35 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
25 helai
|
37 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
38 helai
|
39 cm
|
b. Tanaman Sampel II
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
4 helai
|
5 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
14 helai
|
10 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
22 helai
|
19 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
30 helai
|
35cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
45 helai
|
45cm
|
c. Tanaman Sampel III
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
4 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
15 helai
|
13,1 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
25 helai
|
21 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
38 helai
|
29,1 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
51 helai
|
47, 5 cm
|
d. Tanaman Sampel IV
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
6 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
15 helai
|
17,1 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
22 helai
|
20 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
34 helai
|
29,1 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
49 helai
|
49 cm
|
e. Tanaman
Sampel V
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Umur Tanaman
|
Jumlah Daun(helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
09/04/2013
|
1
|
1 minggu
|
3 helai
|
6 cm
|
15/04/2013
|
2
|
2 minggu
|
15 helai
|
19,8 cm
|
22/04/2013
|
3
|
3 minggu
|
24 helai
|
23.5 cm
|
29/04/2013
|
4
|
4 minggu
|
39 helai
|
31 cm
|
06/05/2013
|
5
|
5 minggu
|
49 helai
|
50,9 cm
|
B.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan yaitu mengenai budidaya tanaman agronomi terhadap
perkecambahan jagung dan kacang tanah
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi jagung manis yang
ditanam dengan jarak tanam dan kepadatan populasi yang berbeda, dapat melakukan
cara panen tanaman jagung manis dan kacang tanah serta dapat memahami prinsip
budidaya tanaman jagung manis. Didapatkan hasil dari praktikum yang dilakukan
selama 5 minggu untuk mengamati perkembangan yaitu kecambah jagung manis dan
kacang tanah dengan pengamatan jumlah daun dan tinggi batang dengan jarak tanam
80
x 25
cmdan 40 x 25 cm .
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan
drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan
lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm,
diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan,
sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah
dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu
dibuatkan saluran drainase.
Pada saat penanaman tanah harus
cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar
ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas
mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa
varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat
ditanam dengan menggunakan jarak tanam 80 cm x 25 cm dengan
dua tanaman perlubang atau 80 cm x 12.5 cm dengan
satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Padatanmankacangjaraktanamadalah 40 x 25.Lubang dibuat sedalam 3-5 cm
menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup
dengan tanah.
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan
antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan
daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.
Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan
tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Pada
saat
pemberian
pupuk
kompos
dilakukan
sesuai
kebutuhan
tanaman yang dipengaruhi
oleh
jaraknya, yaitu:
Jarak
kolom =25 cm
Baris =27
Kebutuhan
pupuk = 5 ton/ha
Untuk
luas
tanaman 1 m2 =
= 1500 gr/m3
Luas 1 tanaman =
0.8 x 0.25 = 0.2
Untuktanaman =
= 300 gr/tanaman
= 300 gr/tanaman
Pemupukan yang kedua dilakukan denganpemberian
pupuk NPK yaitu
sebanyak150kg/ha.Setelah
itu
dilakukan
pembumbunan
secara
bertahap
dan
penyiangan
gulma
serta
penyulaman.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Tanaman jagung adalah tanaman yang bersari silang,
artinya sebagian besar (± 95%) dari penyerbukannya berasal dari tanaman lain.
2.
Pengaturan jarak tanaman yang tepat bagi tanaman dapat
memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi tanaman untuk dapat memanfaatkan
sumberdaya lingkungan secara maksimal, baik berupa tanah, iklim maupun air.
3.
Tanaman mengalami persaingan dalam memenuhi kebutuhan
cahaya matahari, air, maupun unsur hara.
4.
Jagung yang ditanam pada luas petakan yang
seharusnya 6m x 4m tetapi sebagian lahan diambil untuk menanam benih kacang
tanah, yaitu seluas 2m x 4m. Hal ini dilakukan karena jagung dan kacang
merupakan contoh tanaman agronomi. Untuk tanaman jagung digunakan jarak tanam
75cm x 25cm.
5.
Lubang tanam ditugal sedalam 5cm dan benih
dimasukkan kedalam lubang yang sudah ditugal, dimana tiap lobang di isi 2 benih jagung.
B. Saran
Dalam
melakukan percobaan praktikum, sebaiknya memperhatikan lingkungan sekitar
tempat lahan budidaya tanaman agronomi agar terjauh dari gangguan-gangguan
seperti hama tumbuhan, hewan-hewan liar, dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hortikultura. Tim. 2011. Bahan Ajar Budidaya Tanaman Jagung. Cianjur: PPPPTK (VEDCA) Cianjur.
Sprague, G.F. 1977. Corn and Corn Improvement. American Society of Agronomy, Inc. USA.
Sumantri.1980.
Pengantar Agronomi. PT. Gramedia : Jakarta
Suminarti, E. N. 2000. Pengaruh jarak tanam dan defoliasi daun
terhadap hasil tanaman
jagung Zea mays varietas Bisma. Erlangga : Jakarta.
Suprapto, HS. 1985. Bertanam kacang hijau. Penebar Swadaya.
PT.Gramedia : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar