I.PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas
terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan
dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini
dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih
menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif seiring dengan perlakuan,
namun ini mengimplikasikan tidka adanya perencanaan yang disengaja terhadap tanaman
Perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya ir yang memadai, dan persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji sebagai contoh, biji buah apel hanya dapat berkecambah setelah masa dingin yang lama. Ada bukti bahwa perkecambahan kimia terbentuk di dalam bijinya ketika terbentuk. Pencegahan ini lambat laun akan dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun).Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya.
Perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya ir yang memadai, dan persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji sebagai contoh, biji buah apel hanya dapat berkecambah setelah masa dingin yang lama. Ada bukti bahwa perkecambahan kimia terbentuk di dalam bijinya ketika terbentuk. Pencegahan ini lambat laun akan dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun).Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya.
Banyak faktor yang mepengaruhi
pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor
eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses
perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di
pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap
maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon
auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata.(Kuswanto,1996)
B. Tujuan
Untuk
mengetahui pertumbuhan antara tumbuhan yang hidup dibawah naungan dengan
tumbuhan yang tumbuh tidak dibawah naungan serta faktor-faktor penyebabnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman
semusim yang berumur pendek (± 60 hari).
Tanaman ini juga disebut juga mungbean, green gram, atau golden
gram. Dalam dunia tumbuh – tumbuhan
tanaman ini mempunyai sistematikannya adalah :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilonaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata (Soeprapto, 1997)
Menurut (Salisbury and C. W Ross ,1995),
bahwa “tumbuhan sangat dipengaruhi oleh energi cahaya dilingkungannya”. Oleh karena itu, terjadi perbedaan yang
sangat besar antara kecambah yang ditanam ditempat terbuka, dibawah pohon dan
dalam ruangan. “Cahaya sebagai sumber
energi untuk reaksi anabolic fotosintesis jelas akan berpengaruh terhadap laju
fotosintesis. Secara umum, fiksasi CO2
maksimum terjadi sekitar tengah hari, yakni pada saat intensitas cahaya
mencapai puncaknya. Penutupan cahaya
matahari oleh awan juga akan mengurangi laju fotosintesis (Latunra,2007)
Pada kecambah yang tumbuh ditempat terbuka
akarnya lebih pendek dan banyak serabutnya dibandingkan dengan dibawah pohon
dan didalam ruangan. Untuk ukuran tinggi
batang, kecambah yang lebih tinggi darupada yang lain adalah kecambah didalam
ruangan dan jaringan akarnya transparan.
Sedangkan ditempat terbuka batangnya tidak terlalu tinggi dan berwarna
kemerahan dan dibawah pohon tinggi tetapi tidak setinggi didalam ruangan,
batangnya berwarna putih kemerahan.
Untuk daunnya, ditempat terbuka berwarna
hijau, dibawah pohon berwarna hijau kekuning – kuningan dan yang terakhir
didalam ruangan berwarna kuning atau pucat.Sedangkan pertumbuhannya, ditempat
terbuka pertumbuhannya lambat, karena jumlah cahaya yang masuk ketanaman
terlalu banyak sehingga menghambat pertumbuhannya. Dibawah pohon pertumbuhannya sedang atau
lebih tinggi dibandingkan dengan tempat terbuka, karena jumlah cahaya diterima
tanaman cukup dan tidak berlebihan, sehingga pertumbuhannya normal. Dan didalam ruangan pertumbuhannya sangat
lambat dibandingkan ditempat terbuka dan dibawah pohon, karena tidak ada cahaya
matahari yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis.Efek cahaya
bergantung pada status nutrisional dari jaringan, cahaya meningkatkan atau
menghambat gerakkan basipetal” (Jumin,1992).
Berdasarkan respon tanaman terhadap
fotoperiode, (Dwidjoseputro,1992) membagi tanaman menjadi tida golongan :
1.Tanaman berhari
pendek (Short Day Plants)
Tanaman yang hanya dapat berbunga
bila panjang hari kurang dari nilai kritis (panjang hari maksimum). Panjang kisaran antara 12 jam sampai 14
jam. Contoh tanamannya adalah padi,
kedelai, tebu, kopi dan sayur – sayuran lainnya.
2.Tanaman berhari
panjang (Long Day Plants)
Tanaman yang menunjukkan respon
berbunga lebih cepat bila panjang hari lebih panjang dari pada hari minimum
(kritis) tertentu, atau disebut dengan tanaman yang bermalam pendek, panjang
siang 15 jam. Contoh tanamannya adalah
spinasi, barley, rey, bit gula dan alfalfa.
3.Tanaman berhari
netral (Netral day Plants)
Tanaman
yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman yang tumbuh didaerah tropik yang
mengalami 12 jam siang dan 12 jam malam dapat berbunga terus – menerus
sepanjang tahun. Contoh tanamannya
antara lain kapas tembakau, dan bunga matahari (Jumin, 2000). Banyak faktor yang
mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan
faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk
proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,
walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Menurut
leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan
perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok,
hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika
pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang
aktif secara merata ketika terkena cahaya. Istilah auksin berasal dari bahasa
yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama kali
digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada
tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan
mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena
pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan
Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan
koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak
terkena cahaya matahari.
Auksin
yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat (IAA) dan beberapa
ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun tumbuhan mengandung 3
senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon
yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin.
Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat.
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan system tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan system tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali
Auksin juga
memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya
tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu
pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan
tumbuh apabila dipacu dengan auksin.
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum Dasar – Dasar Agronomi percobaan “Pengaruh Intensitas Cahaya
Matahari” dilaksanakan pada hari Rabu, Mei 2013.pukul 10.00 WIB, Bertempat di
Laboratorium Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian
B. Alat dan
Bahan
Pada
percobaan ini alat danbahan yang digunakan adalah 1.) benih kacang hijau (Vigna radiata). 2)
Polybeg ukuran 5 kg dua buah 3.) Top Soil dan 4.) Air.
C. Cara Kerja
1.Isi
polybeg sampai ¾ bagian dengan top soil
2.
Rendam benih kacang hijau dengan air
3.
Tanam benih kacang hijau yang tlah direndam tadi kedalam polybeg sebanyak 4
benih masing-masing
4.
Letakkan polybeg 1 dibawah naungan,1 polybeg lagi tempat tanpa naungan
5.
amati 2 hari sekali sampai 5 kali pengamatan.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus :
Vigna
Species : Vigna radiata
a.
Tanpa Naungan
Pengamatan
|
Jumlah
Tanaman
Hidup
|
Tanaman
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
|
|
1
|
-
|
-
|
Hari
: Jum’at
|
4
|
2
|
-
|
-
|
|
|
3
|
-
|
|
|
|
4
|
0,5
|
-
|
|
|
1
|
3
|
2
|
|
|
2
|
4
|
2
|
Hari
: Minggu
|
4
|
3
|
3
|
2
|
|
|
4
|
6
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
10
|
2
|
|
|
2
|
6
|
2
|
Hari
: Selasa
|
4
|
3
|
13
|
2
|
|
|
4
|
16
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
14
|
2
|
|
|
2
|
9
|
2
|
Hari
: Kamis
|
|
3
|
17
|
2
|
|
|
4
|
19
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
17
|
4
|
|
|
2
|
13
|
4
|
Hari
: Sabtu
|
4
|
3
|
22
|
4
|
|
|
4
|
25
|
4
|
|
|
|
|
|
b.
Dengan Naungan
Pengamatan
|
Jumlah
Tanaman
Hidup
|
Tanaman
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
|
|
1
|
0,5
|
-
|
Hari
: Jum’at
|
4
|
2
|
1
|
-
|
|
|
3
|
0,5
|
|
|
|
4
|
0,5
|
-
|
|
|
1
|
5
|
2
|
|
|
2
|
7
|
2
|
Hari
: Minggu
|
4
|
3
|
6,5
|
2
|
|
|
4
|
5,5
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
13,5
|
2
|
|
|
2
|
9
|
2
|
Hari
: Selasa
|
4
|
3
|
15
|
2
|
|
|
4
|
18
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
17
|
2
|
|
|
2
|
10
|
2
|
Hari
: Kamis
|
|
3
|
19,5
|
4
|
|
|
4
|
19,5
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
20
|
4
|
|
|
2
|
16
|
4
|
Hari
: Sabtu
|
4
|
3
|
25
|
4
|
|
|
4
|
24,5
|
4
|
|
|
|
|
|
B.Pembahasan
Tanaman yang tumbuh
dibawah cahaya sinar matahari dengan tanaman yang tumbuh dibawah naungan atau
tanpa cahaya sinar matahari memiliki ciri – ciri tersendiri. Tanaman yang
ditanam tanpa cahaya tetapi diberi sumber pangan dari tempat-tempat cadangan
(misalnya biji, umbi, bulb) akan menjadi kuning dan mempunyai batang yang
sangat panjang dan kurus. Tanaman yang sama, bila diberi cahaya, akan membentuk
warna hijau yang bertalian dengan pembentukan klorofil dan perangsangan
fotosintesis, dan mendapatkan strukturnya yang normal.Wujud morfologi dari
tanaman yang kekurangan cahaya disebut (etiolasi),
dan dihubungkan dengan pengaruh cahaya kepada distribusi dan sintesis auksin.
Biasanya auksin bergerak kebawah
sepanjang batang secara seragam; tetapi cahaya dapat menembus kedalam dan
akibatnya akan merusak atau mengalirkan auksin kearah lain dari yang terkena
cahaya. Akibatnya pemanjangan batang berjalan jauh lebih cepat disisi yang jauh
dari cahaya. Reaksi ini memerlukan cahaya dengan intensitas rendah sekali, jadi
cahaya sedikitpun dapat menghambat etiolasi. Ketergantungan (pembentukan klorofil) pada cahaya,
dipergunakan untuk membuat asparagus dan seledri yang diblansir (diputihkan).
Di Eropa, ada kegemaran pada asparagus dan seledri yang putih.
Beberapa pigmen (antusianin) supaya dapat terbentuk juga memerlukan cahaya. Suatu
varietas terong hanya membentuk pigmen ungu dibawah cahaya matahari, dan bagian
dibawah kelopaknya akan berwarna putih. Serupa juga, buah-buahan yang dibentuk
ditengah-tengah tajuk pohon-pohonnya tidak membentuk pigmen sebanyak yang
diluar tajuk pohon.
Keadaan cahaya cerah yang dingin
menguntungkan pengubahan pati ke gula, yang selanjutnya menjadi tersedia untuk
sintesis pigmen merah, yaitu antosianin. Di waktu malam dingin klorofil
diuraikan menjadi pigmen karotenoid kuning yang stabil lebih nampak. Situasi
ini yang menerangkan perubahan warna-warna daun dimusim gugur.
Cahaya mempengaruhi banyak respons
lain dari tanaman, termasuk perkecambahan, pembentukan ubi dan bulb, pembungaan
dan perbandingan kelamin pada bunga. Cahaya mempengaruhi perkecambahan dan
pembungaan dengan pengaruhnya terhadap fitokrom (phytochrome). Berdasarkan
kebutuhan cahaya maka tumbuhan dapat diklasifikasikan kepada tumbuhan cahaya
terbuka (sun plant) dan tumbuhan naungan (shade plant).
Tanaman
kacang hijau dan kacang tanah merupakan tanaman yang termasuk ke dalam tanaman
strata A, yakni tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya
naungan yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30 % akan menurunkan
produktifitas tanaman tersebut. Tanaman yang ternaungi akan tumbuh memanjang,
batangnya lemah, bunga dan polongnya juga terbentuk sangat sedikit.Sedangkan
tanaman yang tidak ternaungi maka pertumbuhannya akan berjalan normal tidak
terlalu tinggi dan kokoh (hal ini berlaku pada tanaman kacang hijau).
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Kebutuhan cahaya pada proses perkecambahan dikelompokkan menjadi:
1.benih yang membutuhkan cahaya selama
proses perkecambahan,2.benih yang tidak membutuhkan cahaya selama proses
perkecambahan3.benih yang menbutuhkan cahaya yang intensitasnya berganti
- Pengelompokan tanaman berdasarkan respon terhadap fotoperiodesitas (lama penyinaran) :
1.Tanaman
berhari pendek,2.Tanaman berhari panjang,3.Tanaman berhari netral
- Berdasarkan dari kebutuhan cahaya maka tanaman dapat diklasifikasikan manjadi beberapa kelompok :
1.Tanaman
naungan (shade plant) 2.Tanaman cahaya terbuka (sun plant)
- Tanaman yang diletakkan dibawah sinar matahari pertumbuhannya sangat baik dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan dibawah naungan atau di dalam ruangan.
- Cahaya matahari sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Dalam
melakukan praktikum ini, hendaknya kita memperhatikan atau mengamati
perkembangan perkecambahan benih kacang hijau dengan teliti, sehingga kita bisa
membedakan mana yang lebih baik antara perkecambahan di tempat terbuka, di
bawah pohon (naungan), dan di dalam ruangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro,
D., 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jumin,
Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman.
Jakarta ; Rajawali Pers.
Kuswanto,
Hendarto. 1996. Dasar-Dasar Teknologi,
Produksi, dan Sertifikasi benih.
Yogyakarta ; ANDI.
Latunra,
A.I., Eddyman, W,F., Tambaru, E., 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi TumbuhanII.Universitas,Hasanuddin,Makassar.
Salisbury,
F.B. dan Ross, C.W., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar